cleanwholesomeromance – Covered call mungkin terdengar asing buat kamu yang baru belajar soal saham, tapi sebenarnya teknik ini bisa jadi trik jitu buat nambah penghasilan dari saham yang udah kamu punya. Covered call itu strategi di mana kamu jual call option (opsi beli) atas saham yang udah kamu pegang. Gampangnya, kamu kasih hak ke orang lain buat beli sahammu di harga tertentu dalam waktu tertentu, dan buat itu kamu dapat uang tambahan atau yang disebut premium.
Covered call ini cocok banget buat kamu yang mungkin udah mulai main saham atau lagi belajar soal opsi saham. Tenang aja, kita bahas dengan bahasa yang santai dan gampang dimengerti!
Apa Itu Covered Call?
Jadi, covered call itu strategi jual call option (opsi beli) atas saham yang udah kita punya. Gampangnya, kita jual hak beli saham ke orang lain dengan harga tertentu dalam waktu tertentu. Sebagai gantinya, kita dapet uang tambahan atau yang disebut premium.
Bayangin gini, kamu punya sepeda yang harganya Rp 2 juta. Terus, kamu bilang ke temanmu, “Kalau dalam sebulan ini kamu mau beli sepedaku dengan harga Rp 2,2 juta, bilang aja!” Tapi buat hak itu, temanmu harus bayar “uang janji” Rp 100 ribu ke kamu. Kalau sebulan lewat dan dia gak beli, uang janji itu tetap jadi milikmu. Itulah prinsip covered call!
Kenapa Banyak yang Suka Covered Call?
Covered call itu kayak strategi “santai tapi cerdas” buat yang pengen cuan lebih dari saham yang udah dimiliki. Yuk, kita bahas kenapa banyak orang suka covered call:
- Dapet Penghasilan Tambahan: Dari premi yang kamu terima. Kalau kamu sering jual opsi kayak gini, bisa jadi penghasilan tambahan rutin.
- Risiko Lebih Kecil: Dibandingkan jual opsi tanpa punya sahamnya (naked call), covered lebih aman karena kita udah punya sahamnya.
- Cocok Buat Saham yang Stabil: Kalau saham yang kamu pegang harganya gak fluktuatif banget, covered bisa kasih cuan tambahan tanpa risiko besar.
Cara Kerja Covered Call
Biar lebih jelas, kita masuk ke contoh sederhana, ya.
Misalnya kamu punya 100 lembar saham ABC dengan harga Rp 10.000 per lembar. Kamu jual call option dengan strike price (harga eksekusi) Rp 10.500 dan premi Rp 200 per lembar. Artinya, kamu dapat uang tambahan Rp 20.000 (100 lembar x Rp 200).
Sekarang bayangin tiga skenario berikut:
- Skenario 1: Harga saham ABC tetap di Rp 10.000 atau turun. Opsi gak dieksekusi, kamu dapat premi Rp 20.000 dan saham tetap di tanganmu.
- Skenario 2: Harga saham naik sedikit jadi Rp 10.400. Opsi tetap gak dieksekusi karena masih di bawah strike price. Kamu tetap dapat premi Rp 20.000, saham tetap di tangan.
- Skenario 3: Harga saham naik jadi Rp 10.600. Opsi dieksekusi, kamu jual saham di Rp 10.500 meski harga pasar Rp 10.600. Tapi, kamu tetap dapat premi Rp 20.000. Jadi, total cuanmu lumayan!
Risiko Covered Call
Walau kelihatannya simple, covered juga punya risiko. Yuk, kita bahas biar lebih paham!
- Potensi Keuntungan Terbatas: Kalau harga saham naik tinggi banget, kamu bakal kehilangan potensi cuan besar karena terpaksa jual di strike price.
- Rugi Saat Harga Saham Turun: Kalau harga saham turun jauh, premiumnya mungkin gak cukup nutup kerugian dari turunnya harga saham.
- Likuiditas Terbatas: Gak semua saham likuid punya opsi, jadi gak bisa sembarangan jual covered call.
Kapan Waktu yang Tepat Buat Covered Call?
Covered call gak bisa dipakai sembarangan. Ada waktu-waktu yang cocok buat pakai strategi ini:
- Harga Saham Lagi Stabil: Kalau sahammu lagi tenang-tenang aja, covered call bisa kasih tambahan uang tanpa risiko besar.
- Kamu Yakin Harga Gak Akan Naik Tinggi: Covered cocok buat kamu yang merasa harga saham gak bakal naik tinggi dalam waktu dekat.
- Kamu Butuh Penghasilan Tambahan: Premiumnya bisa jadi pemasukan tambahan yang lumayan, terutama kalau kamu punya banyak lembar saham.
Strategi Covered Call Buat Pemula
Buat kamu yang baru mulai, ada beberapa tips biar lebih nyaman nyobain covered call:
- Pilih Saham yang Stabil: Jangan pilih saham yang harganya naik turun gak jelas, karena bisa bikin stres.
- Perhatiin Strike Price: Pilih strike price yang gak terlalu dekat sama harga saham sekarang biar opsi gak langsung dieksekusi.
- Liat Jangka Waktu Opsi: Jangan pilih opsi yang kadaluarsanya terlalu jauh. Makin lama kadaluarsanya, makin banyak hal yang bisa terjadi.
Contoh Kasus Nyata Covered Call
Misalnya, kamu punya 200 lembar saham XYZ dengan harga Rp 20.000 per lembar. Kamu jual opsi dengan strike price Rp 21.000 dan premi Rp 300 per lembar.
- Skenario 1: Harga saham tetap di Rp 20.000. Kamu dapat premi Rp 60.000 (200 x Rp 300). Saham masih di tangan.
- Skenario 2: Harga naik jadi Rp 20.800. Opsi gak dieksekusi, premi Rp 60.000 tetap milikmu.
- Skenario 3: Harga naik jadi Rp 21.500. Opsi dieksekusi, kamu jual saham di Rp 21.000 dan dapat premi Rp 60.000.
Kesalahan yang Harus Dihindari
Biar gak zonk, hindari kesalahan ini waktu main covered call:
- Strike Price Terlalu Rendah: Nanti malah cepat dieksekusi dan kamu kehilangan potensi cuan besar.
- Gak Ngerti Saham yang Dimiliki: Jangan cuma ikut-ikutan jual covered call. Pahami dulu saham yang kamu punya.
- Kurang Pantau Harga: Gak update sama harga saham bisa bikin opsi kejual tanpa kamu sadari.
Covered Call di Indonesia
Di pasar Indonesia, covered mungkin belum sepopuler di luar negeri. Tapi, dengan perkembangan pasar saham dan makin banyak platform investasi, covered bisa jadi makin dikenal. Pastikan kamu pakai platform yang udah legal dan terdaftar di OJK, ya!
Kesimpulan: Worth It atau Enggak?
Covered call itu strategi yang menarik buat kamu yang udah pegang saham dalam jumlah cukup besar. Strategi ini bisa kasih penghasilan tambahan dari premi tanpa risiko besar. Tapi ingat, covered call gak cocok buat semua kondisi pasar dan gak selalu profit besar.
Kalau kamu suka main saham tapi pengen tetap aman, coba aja covered. Siapa tahu cocok dan bisa jadi penghasilan tambahan yang lumayan!